DI JUAL Kios Lantai 3 Blok G-9 No. 6 Pusat Grosir Surabaya. Harga Rp. 450.000.000,- Hubungi Ully 082131460201.

Redundansi Bahasa Ragam Berita: Perspektif Stilistika, Semantik, Analisis Wacana, Sosiolinguistik



Umul Khasanah, Ketua Jurusan Bahasa Jepang, Fakultas Sastra, Untag Surabaya, master of literature, alumni The Graduate School of Humanities and Social Sciences, Kochi University, Kochi, Jepang
D. Jupriono, dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP dan Fakultas Sastra, Untag Surabaya
Sudarwati, dosen Fakultas Sastra, Untag Surabaya; alumni Prodi S-2 Magister Psikologi, Program Pascasarjana, Untag Surabaya; mahasiswa Program S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya                        

Abstract. This article explores the language use in newspaper columns. The principle of frugality, beauty, coherence, and language feature as language varieties should be considered in language use in newspaper columns.. Thus, various news can be studied from various approaches.   RBSK redundancy is treated differently by the stylistics, semantics, discourse analysis and sociolinguistics because of different language design orietantion of each field. Stylistics and semantics approach language use in expalanative descriptive point of views that results in regarding redundancy in RBSK as normal and acceptable. In contrast, discourse analysis and stylistics approach the language use in normative prescriptive point views that results in regarding redundancy in RBSK as mistakes should be avoided.

Key words: redundancy, news varietes, discourse analysis, sociolinguistics, semantics



Pernah dimuat di Jurnal Parafrase Vol. 10, No. 02, 
September 2010, hal. 38-49



D. Jupriono
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP dan Fakultas Sastra
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya



ABSTRACT. The focus of this study is explicit and implicit meanings of historical setting of Presiden SBY state speech discourse during 2004-2010. By perspective of critical discourse analysis van Dijk, it yields foundings as follows. Presiden SBY state speech maximally has made use of historical discourse setting to lead Indonesian public understanding. In building positive self image, Presiden SBY expresses explicitly life dynamic of politic, economy, law, social during the first ten (10) years of reformation era. Presiden SBY leads public perception implicitly that he is high ligitimated Presiden as democratic campaign product. Besides that, SBY also constructs public understanding that he gives contribution to reveal the development of Indonesian country. SBY is the more smart Presiden who exlpoits state speech as media of imagery politic.

Keywords: latar historis, politik pencitraan, makna eksplisit, persepsi implisit, analisis  wacana kritis



Retno Tri Haryati, alumni S-1 Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Untag Surabaya
Hj. Endang Poerbowati, Dra., M.Pd., dosen Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Untag Surabaya
D. Jupriono, Drs. M.Si., pegiat Pusat Penelitian Sastra & Strategi Kebudayaan (PPSSK), LPPKM, Untag Surabaya

Abstrak. Fokus kajian penelitian ini adalah citra perempuan di lingkungan domestik dan publik dalam masyarakat Jepang dalam haiku karya Sugita Hisajo. Perempuan sebagai ibu dalam haiku Sugita Hisajo dicitrakan sebagai manusia yang sabar, bersahabat dan mendidik, penuh kasih sayang dan berharap akan kebahagiaan anak, rela berkorban, dan perhatian. Sedangkan sebagai istri, perempuan Jepang dicitrakan sebagai manusia yang harus siap mengalami kekecewaan, menderita, dan penurut, serta berani dan mandiri. Perempuan di lingkungan publik dicitrakan peduli terhadap dinamika politik bangsa serta mempunyai spirit perjuangan meraih kebebasan. 
Kata kunci: citra perempuan, feminisme ideologis, patriarki, lingkungan domestic, publik

RESENSI BUKU: Merancang Politik Bahasa Nasional di Era Globalisasi




(Pernah dimuat di Jurnal Medan Bahasa Vol. 5, No. 1, Desember 2011, hal. 129-132)

D. Jupriono
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya; pengajar MPK Bahasa Indonesia pada semua fakultas; pos-el: djupriono.sastra@gmail.com; bahasakomunikasi@gmail.com


Judul buku: Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi 
Penulis: Masnur Muslich & I Gusti Ngurah Oka
Penerbit: PT Bumi Aksara, Jakarta, 2010
Tebal: 270 halaman
                                                 

Lunturnya kesetiaan, rendahnya kebanggaan, pada bahasa nasional ini adalah sebuah realitas ironis sebab pada saat yang sama bahasa Indonesia menjadi bahan pembelajaran yang menyedot banyak peminat di banyak negara (Australia, Belanda, Jepang, USA, Inggris, RRC, dan Korea Selatan). Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antarbangsa. Bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan baik dan penuh perhitungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa. Jati diri bahasa Indonesia adalah: tata bahasanya sederhana, mudah dipelajari, dan tidak rumit.

Mengenal Bahasa Lawak Jawa



 
Karya tulis ilmiah mahasiswa Program D3 Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, IKIP Malang (1986) pernah dimuat di Jurnal Ilmiah Warta Scientia Th. XVI, No. 43, Maret 1987, hal. 34—43,



D. Jupriono
Program Studi D3 Bahasa dan Sastra Indonesia, 
JPBSI, IKIPMalang (1987)

Permainan bahasa dalam dunia lawak Jawa dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara, yaitu: (a) penggantian suku kata/fonem, (b) penambahan atau pengurangan fonem, (c) penukaran tempat fonem dalam satu kata, (d) penggantian pemadu dalam idiom, (e) penerjemahan kata, (f) pemanfaatan homonimi, (g) penggandengan bentuk-bentuk mirip dalam kalimat, (h) pembentukan akronim, dan (i) penggantian baris lagu. Semua cara dalam permainan bahasa lawak Jawa ditempuh dengan sengaja menghadirkan bentuk-bentuk inkonvensional. Unsur-unsur kebahasaan yang sangat berperanan adalah bunyi bahasa. Bagaimanapun “anehnya” cara yang dipakai pelawak Jawa sangat bergantung pada pemaknaan (signifikansi) anggota masyarakat bahasa di mana pelawak berdialog.


Dipublikasikan kali pertama pada jurnal ilmiah FSU in the Limelight Vol. 5, No. 1, Juli 1997; diunggah di web kali pertama pada tahun 2000 di www.angelfire.com/journal/fsulimelight/betina.html

Sudarwati, dosen Fakultas Sastra, Untag Surabaya
D. Jupriono, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Untag Surabaya


… jika yang kita maksudkan adalah sosok yang mengalah, rela menderita demi pria pujaan, patuh berbakti, maka pilihlah kata wanita. Maka, yang tepat tetaplah "Darma Wanita" memang dimaksudkan untuk berbakti. Tetapi, jika kita berbicara soal peranan dan fungsinya, soal pemberdayaan kedudukan, soal pembelaan hak asasi, soal nasib dan martabatnya, tidak ada jalan lain, gunakan kata perempuan, semisal "peranan perempuan dalam perjuangan", "gerakan pembelaan hak-hak perempuan pekerja". …


Race Discrimination as Conflict Base of Freeport Indonesia Corporation Labor in Foucault Perspective

Paper for The 3rd International Conference: Urban Mobility, Its Impacts on Socio-cultural and Health Issues, Erlangga University, December 7-8, 2012


D. Jupriono
Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi
FISIP, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya



In a long time to 2012 the source of PT Freeport Indonesia mine labor conflict, Timika, Papua, is always reported in limited scope of salary difference inter labor groups. With Foucault’s critical discourse analysis perspective, it is found that the first trigger of conflict is labor race discrimination, namely labor race of native Papua ( Negrid race, dark skin) and labor race of non-native Papua (Mongolid-Malayid race, light skin). This race discrimination becomes biopolitic practice. Next, the horizontal conflict is reconciled through series of dialogue under company control, as panoptic system revelation, in order to guarantee obedience and labor productivity at once covering reality that Freeport exploits very big profit, Freeport exploitation destroys environment, and Timika people remains in poverty